Jenis Limbah Industri
Ditulis
oleh Suparni
Setyowati Rahayu pada
16-05-2009
Limbah berdasarkan
nilai ekonominya dirinci menjadi limbah yang mempunyai nilai ekonomis dan
limbah nonekonomis. Limbah yang mempunyai nilai ekonomis yaitu limbah dengan
proses lanjut akan memberikan nilai tambah. Misalnya: tetes merupakan limbah
pabrik gula.Tetes menjadi bahan baku untuk pabrik alkohol. Ampas tebu dapat
dijadikan bahan baku untuk pabrik kertas, sebab ampas tebu melalui proses
sulfinasi dapat menghasilkan bubur pulp. Banyak lagi limbah pabrik tertentu
yang dapat diolah untuk menghasilkan produk baru dan menciptakan nilai tambah.
Limbah nonekonomis adalah
limbah yang diolah dalam proses bentuk apapun tidak akan memberikan nilai
tambah, kecuali mempermudah sistem pembuangan. Limbah jenis ini yang sering
menjadi persoalan pencemaran dan merusakkan lingkungan; Dilihat dari sumber
limbah dapat merupakan hasil sampingan dan juga dapat merupakan semacam
“katalisator”.
Karena sesuatu bahan
membutuhkan air pada permulaan proses, sedangkan pada akhir proses air ini
harus dibuang lagi yang ternyata telah mengandung sejumlah zat berbahaya dan
beracun. Di samping itu ada pula sejumlah air terkandung dalam bahan baku harus
dikeluarkan bersama buangan lain. Ada limbah yang terkandung dalam bahan dan
harus dibuang setelah proses produksi. Tapi ada pula pabrik menghasilkan limbah
karena penambahan bahan penolong.
Sesuai dengan sifatnya, limbah digolongkan menjadi 3
bagian,yaitu:limbah cair, limbah
gas/asap dan limbah padat.
Ada industri tertentu
menghasilkan limbah cair dan limbah padat yang sukar dibedakan. Ada beberapa
hal yang sering keliru mengidentifikasi limbah cair, yaitu buangan air yang
berasal dari pendinginan. Sebuah pabrik membutuhkan air untuk pendinginan
mesin, lalu memanfaatkan air sungai yang sudah tercemar disebabkan oleh sektor
lain. Karena kebutuhan air hanya untuk pendinginan dan tidak untuk lain-lain,
tidaklah tepat bila air yang sudah tercemar itu dikatakan bersumber dari pabrik
tersebut. Pabrik hanya menggunakan air yang sudah air yang sudah tercemar
pabrik harus selalu dilakukan pada berbagai tempat dengan waktu berbeda agar
sampel yang diteliti benar-benar menunjukkan keadaan sebenarnya.
Limbah gas/asap adalah limbah
yang memanfaatkan udara sebagai media. Pabrik mengeluarkan gas, asap, partikel,
debu melalui udara, dibantu angin memberikan jangkauan pencemaran yang cukup
luas. Gas, asap dan lain-lain berakumulasi/bercampur dengan udara basah
mengakibatkan partikel tambah berat dan malam hari turun bersama embun.
Limbah padat adalah limbah
yang sesuai dengan sifat benda padat merupakan sampingan hasil proses produksi.
Pada beberapa industri tertentu limbah ini sering menjadi masalah baru sebab
untuk proses pembuangannya membutuhkan satu pabrik pula. Limbah penduduk kota
menjadikan kota menghadapi problema kebersihan. Kadang-kadang bukan hanya
sistem pengolahannya menjadi persoalan tapi bermakna, dibuang setelah diolah.
Menurut sifat dan bawaan limbah mempunyai karakteristik baik fisika, kimia
maupun biologi.
Limbah air memiliki ketiga
karakteristik ini, sedangkan limbah gas yang sering dinilai berdasarkan satu
karakteristik saja seperti halnya limbah padat. Berbeda dengan limbah padat
yang menjadi penilaian adalah karakteristik fisikanya, sedangkan
karakteristikkimia dan biologi mendapat penilaian dari sudut akibat. Limbah
padat dilihat dari akibat kualitatif sedangkan limbah air dan limbah gas
dilihat dari sudut kualitatif maupun kuantitatif.Sifat setiap jenis limbah
tergandung dari sumber limbah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar