Bahan Beracun dan Berbahaya sebagai Pencemar Lingkungan
Ditulis
oleh Suparni
Setyowati Rahayu pada
01-06-2009
Bahan pencemar yang
terkandung dalam limbah terdiri dari bahan beracun dan atau berbahaya. Beracun
artinya dapat membunuh manusia atau makhluk lain bila takarannya melebihi
ukuran yang disyaratkan. Sedangkan berbahaya masuk tubuh belum tentu beracun
tapi juga dapat merusakkan tubuh.
Parameter limbah menunjukkan daya racun dan berbahaya bila salah
satu atau lebih dari sifat berikut ini dipenuhi, yaitu:
1.Bahannya sendiri bersifat racun
2.Mudah terbakar dan menyala
3.Oksidator dan reduktor
4.Mudah meledak
5.Bahan peledak
6.Korosif
7.Iritatif
8.Radio aktif
9.Gas bertekanan
10.Membahayakan ekosistem
1.Bahannya sendiri bersifat racun
2.Mudah terbakar dan menyala
3.Oksidator dan reduktor
4.Mudah meledak
5.Bahan peledak
6.Korosif
7.Iritatif
8.Radio aktif
9.Gas bertekanan
10.Membahayakan ekosistem
Ada beberapa bahan kimia yang
sangat besar manfaatnya dan dipergunakan sehari-hari tapi mempunyai daya racun
yang cukup tinggi, misalnya racun yang dipergunakan untuk membunuh tikus,
serangga, nyamuk, dan racun lainnya sejenis pestisida.
Sebagai bahan organik yang
siap pakai senantiasa diberikan tanda-tanda peringatan ataupun catatan pada
pembungkus/paching sehingga merupakan petunjuk bagi si pemakai.Bahan yang mudah
menyala dan terbakar disebabkan bereaksi dengan oksigen bila dekat dengan
sumber panas pada suhu atau tekanan tertentu akan menimbulkan ledakan maupun
api.
Misalnya amonia (NH3) berbentuk gas tidak berwarna, baunya
khas: Disimpan dalam keadaan cair pada tekanan 10 atmosfir. Titik leleh: – 77°C
dan titik didih: -33°C. Akan menyala sendiri pada suhu 629°C. Gas ini
mempengaruhi kulit, pencernaan dan pernafasan.Meledak dari wadahnya bila
terkena nyala api.
Terjadinya pencemaran karena
perlakuan yang tidak semestinya terhadap bahan tersebut, mulai dari penanganan
awal sampai kepada distribusi. Kontak dengan hawa panas,wadah terbuka,kebocoran
dan tercecer menyebabkan bahan ini terbuang dengan media pencemar udara ataupun
air.
Mewaspadai B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) di sekitar
kita
Tanpa kita sadari Bahan Berbahaya
dan Beracun ada disekitar kita. Contohnya saja cat rumah, gas kendaraan
bermotor, cat kuku, karpet dari latex, mainan anak-anak, dan lain – lain.
Secara umum Bahan Berbahaya dan Beracun atau disingkat B3 merupakan bahan kimia
yang bersifat racun oksida, penyebab iritasi, penyebab korosi/karat, mudah
meledak dan terbakar, yang apabila dilepaskan dilingkungan dapat membahayakan
keselamatan manusia dan kelestarian lingkungan hidup. Bahan – bahan dengan
kriteria B3 tersebut dapat ditemukan di lingkungan rumah dan tempat kerja kita.
Karena barang yang dikonsumsi dan kita gunakan sehari – hari dan limbah yang
dihasilkan oleh industri ternyata juga mengandung B3.
Sangat berbahaya bila sampai kita terkontaminasi B3 ini,
karena B3 ini bersifat racun, kronis, dan dapat menimbulkan kanker.
Resistensinya terhadap proses detoksifikasi dan kemampuannya mencemari sumber
air bawah tanah dan air permukaan ini membuat senyawa ini sangat berbahaya
apabila masuk ke rantai makanan dan masuk ke dalam tubuh manusia. Umumnya B3
masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pencernaan (menelan), paru – paru
(bernapas), kulit (topikal), dan jalur parental lainnya (selain saluran usus).
Bahan berbahaya dan beracun di udara
Udara kotor akibat polusi kendaraan bermotor dan polusi asap
pembuangan industri ke udara merupakan beberapa contoh dari sumber B3 di
perkotaan. Akibat yang ditimbulkan dari Bahan berbahaya dan beracun ini
diantaranya adalah gangguan kesehatan mulai dari iritasi mata, asma, gangguan
kesehatan, bronkitis, emphysema, dan kanker paru – paru.
Polusi kendaraan bermotor menghasilkan polusi timbal yang
terbesar. Kondisi timbal (Pb) di daerah perkotaan dapat mencapai 5 hingga 50
kali daerah pedesaan. Timbal yang mencemari udara ini dalam bentuk gas dan
debu. Gas timbal berasal dari pembakaran bahan aditif bensin dari kendaraan
bermotor yang terdiri dari Tetra Etil Lead (TML) dan Tetra Metil Lead (TML).
Beberapa komponen timbal yang dibuang melalui asap mobil bahkan ada yang
meningkat meskipun telah melebihi 18 jam.
Komponen Pb
|
Persen dari total partikel Pb di dalam asap
|
|
Segera setelah starter
|
18 jam setelah starter
|
|
PbBrCl
|
32,0
|
12,0
|
PbBrCl.2PbO
|
31,4
|
1,6
|
PbCl2
|
10,7
|
8,3
|
Pb(OH)Cl
|
7,7
|
7,2
|
PbBr2
|
5,5
|
0,5
|
PbCl2.2PbO
|
5,2
|
5,6
|
Pb(OH)Br
|
2,2
|
0,1
|
PbOx
|
2,2
|
21,1
|
PbCO3
|
1,2
|
13,8
|
PbBr.2PbO
|
1,1
|
0,1
|
PbCO3.2PbO
|
1,0
|
29,6
|
Timbal yang terkandung dalam bensin ini sangatlah berbahaya,
sebab pembakaran bensin akan mengemisikan 0,09 gram timbal tiap 1
km. Bila di Jakarta, setiap harinya 1 juta unit kendaraan bermotor yang
bergerak sejauh 15 km akan mengemisikan 1,35 ton timbal per hari. Efek yang
ditimbulkan tidak main – main. Salah satunya yaitu kemunduran IQ dan kerusakan
otak yang ditimbulkan dari emisi timbal ini. Pada orang dewasa umumnya ciri –
ciri keracunan timbal adalah pusing, kehilangan selera, sakit kepala, anemia,
sukar tidur, lemah, dan keguguran kandungan. Selain itu timbal berbahaya karena
dapat mengakibatkan perubahan bentuk dan ukuran sel darah merah yang mengakibatkan
tekanan darah tinggi.
Berbagai industri berpotensi menghasilkan debu – debu
yang banyak menghasilkan logam berat. Pada industri besi dan baja akan
mengeluarkan debu Fe2O3 dan Fe2O4,
sedangkan industri semen akan mengeluarkan debu asbestos, industri elektronika
mengeluarkan debu timbal, besi, seng, nikel, krom, tembaga dan lain-lain.
Logam – logam berbahaya di atas sangat berbahaya apabila
terkontaminasi langsung melalui pernapasan dan juga kontak langsung dengan
kulit. Bahaya logam berat itu juga akan semakin berlipat ganda dan besar
apabila terakumulasi di dalam rantai makanan dan terakumulasi di dalam tubuh.
Unsur
|
Sumber
|
Pengaruhnya pada kesehatan
|
Kadmium
|
Pembakaran batu bara, penambangan seng, pipa dan peralatan
air, asap tembakau
|
Penyakit jantung dan pembuluh darah serta hipertensi pada
manusia
|
Timbal
|
Gas buang kendaraan bermotor, baterai kendaraan (aki)
|
Kerusakan otak, kejang-kejang, gangguan sikap dan kematian
|
Air Raksa/ Merkuri dalam bentuk metil merkuri & nikel
dalam bentuk Nikel karbonil
|
Pembakaran batu bara, baterai listrik, industri minyak
diesel, minyak resida, pembakaran batu bara, asap rokok, bahan kimia,
katalisator, alkil pada batu baja dan non besi, aditif bensin.
|
Kerusakan syaraf dan kematian, kanker paru – paru.
|
Berilium
|
Pembakaran batu bara, beberapa industri (PLTN)
|
Penyakit saluran napas kronis dan akut, kanker paru –
paru.
|
Antimon
|
Industri barang enamel
|
Jantung
|
Arsen
|
Pembakaran batubara dan minyak, deterjen, pestisida,
limbah tambang
|
Beracun pada tingkat akumulasi tinggi dan kanker
|
Selenium
|
Pembakaran batu bara, minyak dan belerang, industri kertas
|
Merusak syaraf
|
Tabel 1 Pembakaran Fosil yang mengeluarkan B3 di udara
(Juwito, 1996)
Polusi udara lainnya adalah asap rokok. Resiko penyakit yang
ditimbulkan asap rokok bagi perokok pasif dan aktif sama saja, karena penyebab
dari 87 % dari seluruh kematian adalah akibat dari kanker paru – paru.
Penyakit lain akibat dari merokok adalah jantung koroner, kanker kerongkongan,
stroke, kanker mulut, kanker esophagus, gangguan pertumbuhan janin dalam
kandungan dan penurunan berat bayi yang baru lahir.
Bahan berbahaya dan beracun di air
Pencemaran air saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Banyak
sungai – sungai yang kondisinya tercemar oleh berbagai polutan dan logam berat
yang berbahaya. Industri merupakan penyumbang B3 terbesar melalui limbah –
limbah cairnya. Contohnya industri pestisida, petrokimia, peleburan timbal
bekas, peleburan tembaga, tinta, tekstil, cat, otomotif, elektrogalvani dan
elektroplating, baterai kering, aki, perakitan elektronika, eksplorasi minyak
dan gas bumi, kilang minyak, pertambangan, penyamakan dan pengelolaan kulit,
zar warna, dan obat – obatan merupakan contoh – contoh yang menghasilkan B3.
Rumah sakit dan laboratorium riset juga ikut menghasilkan logam berat seperti
air raksa/ merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cr), dan nikel
(Ni). Logam – logam tersebut diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh suatu
organisme dan akan tetap berada di dalam tubuh manusia dan terakumulasi dalam
jangka waktu yang lama.
Air ini dapat melarutkan zat – zat pencemar, maka air juga
dapat menjadi medium untuk mempercepat reaksi kimia diantara bahan – bahan yang
terlarut.Sehingga air menjadi reaktor kimia yang dapat mengubah sifat racun
dari berbagai Bahan Berbahaya dan Beracun di air. Misalnya dalam kondisi
tertentu, polusi air raksa atau merkuri (Hg) di air yang terjadi bila
merkuri dalam keadaan anorganik, dapat menjadi lebih berbahaya lagi bila
mikroorganisme akuatik tertentu seperti bakteri penghasil methanol
yang hidup di dalam lumpur di dasar danau atau sungai, maka akan merubah proses
akumulasi dan bio transformasi merkuri menjadi senyawa organiknya dan akan
menyebabkan efek yang serius. Merkuri ini sangat mudah menjalar dan menyebar ke
seluruh tubuh melalui siklus peredaran darah dan merusak sel – sel otak. Gejala
keracunan merkuri ditandai dengan kehilangan penglihatan, sukar berbicara dan
menelan, kehilangan pendengaran, ketidakstabilan emosi, hingga kematian.
Tragedi minamata merupakan salah satu contoh keracunan merkuri yang merenggut
banyak jiwa.
Lokasi
|
Tahun
|
Korban (Orang)
|
Teluk Minamata, Jepang
|
1953 – 1956
|
54 meninggal, 146 cacat/ sakit
|
Irak
|
1961
|
35 meninggal, 321 cacat / sakit
|
Pakistan Barat
|
1963
|
4 meninggal, 34 cacat / sakit
|
Guatemala
|
1966
|
20 meninggal, 45 cacat / sakit
|
Nigata, Jepang
|
1968
|
5 meninggal, 25 cacat / sakit
|
Tabel 2 Keracunan Merkuri (Anonim, 1970)
Bahan Berbahaya dan Beracun dalam tanah
Zat – zat pencemar udara dan air ada yang masuk melalui
medium tanah. Kemudian zat – zat tersebut akan bertranformasi kimiawi oleh
organisme yang hidup dalam tanah. Contohnya gas amoniak yang ada di atmosfer
dan cukup mudah terlarut dalam air hujan dan jatuh mencapai tanah, amoniak
kemudian diubah oleh mikroorganisme dalam tanah menjadi nitrat, yang merupakan
unsur hara tanaman. Nitrat ini juga memiliki kemungkinan untuk diubah menjadi
nitrit yang tingkat keracunannnya lebih tinggi dari dua bentuk
sebelumnya.
Contoh – contoh penyebaran zat – zat yang terkandung
dalam tanah adalah sebagai berikut :
- Zat –
zat polutan langsung dapat diserap oleh tanaman yang hidup di dalam tanah
dan kemungkinan akan di makan oleh manusia dan organisme lainnya.
Contohnya unsur hara selenium, yang seringkali ditemukan di tanah – tanah
yang terkena hembusan angin dari industri yang membakar minyak, diserap
oleh tanaman yang berdaun hijau dan dimakan manusia.
- Pestisida
yag mesuk melewati air yang mengalir kemudian menuju ke sawah atau danau.
- DDT
yang menguap bersama air dari permukaan tanah ke atmosfer dan mampu
bergerak jauh.
- Beberapa
polutan yang ada di dalam tanah akan berada di dalam tanah selamanya
karenazat – zat tersebut bukan merupakan zat yang mudah menguap, tidak
terlarut dalam air dan tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
Secara alamiah logam berat merupakan unsur hara mikro di
dalam tanah. Adapun unsur– unsur yang digolongkan sebagai unsur hara mikro
esensial tanaman meliputi Boron (B), Klorin (Cl), Tembaga (Cu), Besi (Fe),
Molibdat (Mo), Natrium (Na), Vanadium (V), dan Seng (Zn) dan dibutuhkan oleh
tanaman dalam konsentrasi yang sangat rendah. Sebaliknya dalam konsentrasi yang
sangat tinggi, unsur – unsur tersebut akan bersifat racun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar